Langsung ke konten utama

UP GRADING KSEI FE UNNES 2017

Bagaimana kau bisa mengatakan, bahwa dia sahabatmu padahal kalian tak saling mengenal? Kita bukan layaknya daun kering berhamburan, mudah terhempas angin, yang ketika ditanya, mungkin di antara dedaunan itu tak saling mengenal. Namun kita adalah butiran mutiara yang sama-sama rela tertusuk jarum dan benang, untuk disatukan dalam ikatan tasbih atau kita sebut UKHUWAH. Bukan hanya kedekatan fisik, lalu ukhuwah bisa diwujudkan, tetapi karena kedekatan hati dan visi, yakni lillah.
                Syukur walhamdulillah, pada Ahad, 11 Maret 2017 telah terlaksana agenda pertama KSEI pasca pelantikan, yakni Up grading. Kali ini, mengambil tema “Up Grade Ourself to be Great Ekonom Rabbani”. Sesuai kabinet yang digelorakan KSEI tahun 2017 ini, yakni Prima, semangat untuk mewujudkan dan meningkatkan prestasi di KSEI. Tujuan dari kegiatan upgrading tersebut dapat menumbuhkan sikap kekeluargaan di dalam ksei dengan saling menjalin silaturahim dengan menyatukan hati antara berbagai karakter fungsionaris di Ksei ke arah kemajuan atau perbaikan. Sehingga dapat bersinergi dalam mendakwakkan ekonomi Islam.
            Acara tersebut dihadiri oleh ke 40 fungsionaris KSEI dan 4 MPO (Majelis Pertimbangan Organisasi). Kegiatan upgrading kali ini diawali dengan pembukaan yaitu senam aerobik yang ceria. Selanjutnya sambutan dari ketua panitia dan motivasi dari presiden KSEI. Dalam sambutannya, president menyampaikan beberapa point penting, pertama bahwa “tujuannya di adakan upgrading adalah sebagai bentuk langkah awal kita memulai suatu perjalanan satu kepengurusan kedepan, sehingga dengan kegiatan ini bisa menjadikan semangat baru, motivasi baru bagi fungsionaris KSEI FE UNNES 2017, semoga kedepannya KSEI semakin kompak, bisa berkomunikasi, berkolaborasi, bersinergi sehingga mewujudkan KSEI Prima (Prestatif, Integratif, Madani dan Aktif”. Dilanjutkan acara inti yaitu bermain game tembak tebak nama, dan balap balon. 

Di samping games untuk mengakrabkan antar Fungsionaris, departemen KSEI juga diuji kekompakannya melalui ajang Cooking Challenge (lomba memasak antar departemen), yang kemudian dilakukan penjurian oleh MPO. Sesi Lomba Memasak tersebut dimenangkan oleh departemen ENR juara 1, DM juara 2, dan HRD juara 3, kemudian acara diteruskan dengan makan siang bersama. Untuk menambah keberkahan upgrading tersebut, kegiatan ditutup dengan do’a bersama. Harapannya ke 48 hati fungsionaris KSEI disatukan dalam rangka dakwah untuk menggapai ma’rifah-Nya.

"Maka Ya Allah, kuatkan ikatan pertaliannya, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang takkan pernah redup........"(robithoh)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDEKATAN DALAM MENGEMBANGKAN AKUNTANSI SYARIAH

PENDEKATAN DALAM MENGEMBANGKAN AKUNTANSI SYARIAH Pendekatan Induktif Berbasis Akuntansi Kontemporer Pendekatan   ini   biasa   disingkat   dengan   pendekatan      induktif,      yang dipelopori   oleh   AAOIFI   (Accounting   and   Auditing   Organization   for   Islamic Financial Institution). Pendekatan ini menggunakan tujuan akuntansi keuangan Barat yang sesuai dengan organisasi bisnis Islam dan mengeluarkan bagian yang bertentangan dengan ketentuan syariah. Argumen yang mendukung pendekatan ini menyatakan bahwa pendekatan ini dapat diterapkan dan relevan dengan intitusi yang   memerlukannya.   Selain   itu,   pendekatan   ini   sesuai   dengan   prinsip   ibaha (boleh)   yang   menyatakan   bahwa   segala   sesuatu   yang   terkait   dalam   bidang muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada larangan yang menyatakannya. Adapun argumen yang menentang pendekatan ini menyatakan bahwa ini tidak bisa diterapkan pada masyarakat   yang kehidupannya wajib berlandaskan pada wahyu

HUBUNGAN PERADABAN ISLAM DENGAN BUKU PACIOLI

HUBUNGAN PERADABAN ISLAM DENGAN BUKU PACIOLI Sejak abad VIII, Bangsa Arab berlayar sepanjang pantai Arabi dan India, singgah di Italia dan menjual barang dagangan yang mewah yang tidak diproduksi oleh Eropa. Buku Pacioli di dasarkan pada tulisan Leonard of Piza, orang Eropa pertama yang menerjemahkan buku Algebra (pada saat itu ditulis dalam bahasa Arab), yang berisikan dasar-dasar mengenai bookkeeping. Bookkeeping sebenarnya telah dipraktekkan pertama kali oleh para pedagang dan berasal dari Mesir.   Pada   akhir   abad   XV,   Eropa   mengalami   standstill   dan   tidak   dapat ditemukan adanya kemajuan yang berarti dalam metode akuntansi.              Istilah    Zornal    (sekarang   journal)    telah    lebih    dahulu    digunakan    oleh kekhalifahan Islam dengan Istilah Jaridah untuk buku catatan keuangan. Double entry   yang   ditulis   oleh   Pacioli,   telah   lama   dipraktekkan   dalam   pemerintahan Islam. Dari runtutan penjelasan di atas, jelaslah bahwa akuntansi d

Riba dalam Perspektif non-Muslim

                 Meskipun istilah riba disebut di dalam Al-Qur’an, namun istilah tersebut tidak terdapat penjelasan secara detail dalam praktik Rasulullah SAW. Hal ini didasarkan atas dua alasan. Pertama, bahwa ayat yang berkaitan dengan riba diturunkan pada akhir kehidupan Rasulullah SAW sehingga tidak banyak contoh kasus orang-orang yang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang istilah tersebut. Kedua, riba merupakan istilah yang telah mapan dan terkenal pada saat pewahyuannya dan karena itu Rasulullah tidak merasa adanya kebutuhan akan penjelasan atau elaborasi lebih lanjut. Secara literal, riba merupakan istilah dalam bahasa Arab yang berarti kelebihan, tambahan. Kata kerja yang berkaitan dengan kata ini berarti; meningkatkan, melipatgandakan, melebihkan, mengambil lebih dari yang seharusnya, atau melakukan praktik peminjaman uang dengan tingkat bunga tinggi. Menurut Lane, istilah riba bermakna:             “meningkatkan, memperbesar, menambah, tambahan terlarang, menghasil