Allah SWT berfirman:
يٰۤاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا قِيْلَ لَـكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ
فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَـكُمْ ۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا
فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ ۙ
وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ ؕ وَاللّٰهُ بِمَا
تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
"Wahai orang-orang yang
beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan di dalam
majelis-majelis," maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka
berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.
Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Mujadilah: Ayat 11)
______________________________
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh esya fighter semua. Salam Semangat. Ada berita ekonomi islam baru nih. Simak yah...
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA
-- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan Australian
Securities and Investments Commision (ASIC). Keduanya sepakat melakukan
pertukaran informasi di bidang inovasi layanan sektor jasa keuangan
termasuk perkembangan financial technology (fintech).
Deputi
Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Dumoly F
Pardede mengatakan, kerja sama tersebut menghasilkan beberapa
kesepakatan. Meliputi sistem pengawasan, pengaturan fintech, pertukaran
informasi, dan lainnya. "Sampai bantuan teknis dan sandbox," ujarnya
kepada Republika, Kamis, (27/4).
Ia
menegaskan, ke depannya OJK siap menjalin kerja sama dengan berbagai
negara lain lagi demi pengembangan fintech. "Kami siap saja kerja sama
ke berbagai negara untuk kemajuan fintech di Indonesia," tutur Dumoly.
Pengamat
Perbankan Paul Sutaryono menilai, kini memang sudah saatnya bagi OJK
untuk menimba tata cara operasi atau international best practices dari
negara yang sudah maju dalam bisnis tersebut. "Secara umumnya sudah
saatnya juga OJK menimba pengalaman fintech dari negara maju," katanya
saat dihubungi Republika, Kamis, (27/4).
Ia
menambahkan, belajar mengenai mitigasi risiko dari bisnis fintech pun
sangat diperlukan bahkan mendesak. Pasalnya Indonesia masih baru dalam
bisnis ini. "Saya kira Indonesia bisa belajar dari Singapura, Malaysia,
dan Thailand. Hal itu karena, negara-negara tersebut juga sama-sama
memiliki UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)," jelas Paul.
Sebelumnya,
penandatanganan kesepakatan kerja sama dilakukan oleh Ketua Dewan
Komisioner OJK Muliaman D Hadad dan Komisioner ASIC John Price di Kantor
ASIC Melbourne, Australia, Jumat. “Saya berharap kerja sama lebih
lanjut ini dapat meningkatkan inovasi di industri jasa keuangan di
Indonesia dan mempererat hubungan yang dapat digunakan untuk
pengembangan sektor jasa keuangan di kedua negara,” kata Muliaman.
Menurutnya,
perkembangan industri fintech tumbuh sangat cepat di dunia termasuk di
Indonesia. Sampai tahun ini, ada sekitar 165 perusahaan fintech yang
beroperasi di Indonesia, sehingga Indonesia perlu banyak belajar dari
negara lain seperti Australia.
Kerja
sama di bidang fintech dengan ASIC antara lain meliputi pertukaran
informasi mengenai pengembangan teknologi, pengembangan regulasi dan
kerja sama fintech inovation hub.
Khusus
pengembangan fintech, dalam kesempatan kunjungannya ke Melbourne,
Muliaman juga melakukan pertemuan dengan Swinburne University of
Technology dan Australian Centre for Financial Studies (ACFS), yang
selama ini banyak melakukan kajian soal fintech.
Rep: Iit Septyaningsih / Red: Budi Raharjo
___________________________
@fosseinasional
@fosseiregionaljateng
#EkonomiRabbaniBisa
#KseiFeUnnes2017
#Prima_Prima_Prima
#KseiHitz
#FEBrilian
#Mawapres2017
___________________________
Fb : Ksei Fe Unnes
Twitter : @kseifeunnes
IG : kseifeunnes
Bloger : kseifeunnes.blogspot.co.id
Id Line : @nzv2519n
Komentar