Bergelut dengan Dasar Kepenulisan
Hari, tanggal : Sabtu, 4 April 2020
Pembicara : Mas Rohhaq Giantlies (MPO ENR 2020)
Moderator : Suci Nuraeni
A.
Materi
·
Karya tulis ilmiah yang
sering dilombakan dalam “LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah)” adalah lebih dekat
dengan seni daripada ilmu, walau dalam batas tertentu karya tulis ilmiah wajib
mengikuti pedoman keilmiahan. Mengapa seni? Karena selama ini saya merasa
selama penyusunan yang sering dan dominan dibutuhkan adalah berfikir kreatif
dan berusaha menciptakan suatu luaran atau sistem atau produk yang unik dan
bermanfaat.
1.
Mengenal
Struktur Karya Tulis Ilmiah
·
Karya tulis ilmiah:
1. Karya tulis ilmiah adalah sebuah karya tulis yang
disajikan secara ilmiah dalam sebuah forum atau media ilmiah.
2. Karakteristik keilmiahan sebuah karya terdapat pada isi,
penyajian, dan bahasa yang digunakan. Isi karya ilmiah tentu bersifat keilmuan,
yakni rasional, objektif, tidak memihak, dan berbicara apa adanya.
3. Isi sebuah karya ilmiah harus fokus dan bersifat spesifik
pada sebuah bidang keilmuan secara mendalam. Kedalaman karya tentu sangat
disesuaikan dengan kemampuan sang ilmuwan.
4. Bahasa yang digunakan juga harus bersifat baku,
disesuaikan dengan sistem ejaan yang berlaku di Indonesia.
(FPBS UPI)
·
Fungsi karya tulis
ilmiah
1. Fungsi Akademik : komunikasi ilmiah
2. Fungsi Ekspresif : gagasan
3. Fungsi Instrumental : alat
(FPBS UPI)
·
Jenis paper dari isi:
1. Theoretical
2. Empirical
Atau:
1. Academic
2. Innovation
·
Innovation
paper: Masalah -> Gagasan
·
Cara menyusun innovation paper: menyusun keseluruhan komponen karya tulis ilmiah (BAB
1 s.d 5), hal pokok:
1. Menemukan masalah (BAB 1)
2. Menemukan solusi berwujud
gagasan tulis (BAB 4)
·
Cara menemukan masalah:
Dengan cara banyak membaca, mengobservasi,
dan melakukan hal lain untuk memahami fenomena sosial-ekonomi sesuai bidang
kajian keilmuan penulis. Masalah dalam konteks karya
tulis ilmiah innovation paper dapat ditemukan pada: buku, artikel ilmiah (terutama
kualitatif), jenis paper yang lain
(misal: working paper), laporan
resmi badan berwenang, berita, laporan badan statistik negara, dan diskusi.
·
Cara menemukan gagasan sebagai sebuah solusi:
Innovation paper mempunyai
karakterisitik yang unik yang hampir menyerupai seni, yaitu dalam penyusunan gagasan/ide, pencariannya cenderung bersifat
abstrak dan bebas, namun masih mengikuti sifat ilmu, yaitu mematuhi batas-batas
keilmiahan. Di antara alternatif menemukan
gagasan:
1.
Berfikir kritis
2.
Berdiskusi
3.
Membaca referensi
Sifat gagasan:
1.
Baru
2.
Memperbarui atau melengkapi kekurangan gagasan (a)
·
Bulaksumur framework merupakan paper yang disusun oleh Bapak Akbar
Susanto (2018) untuk mengembangkan kerangka baru ekonomi Islam. Kegunaan Bulaksumur Framework:
1.
Untuk memahami letak paper yang
ditulis
2.
Sebagai metode analisis pada
bagian latar belakang Bab 1
2. Mengenal
Teknik Outline
·
Outline
Menulis dan mendesain pokok/poin utama/inti/substansi
kalimat atau paragraf dalam suatu tulisan
·
Fungsi outline:
1. Menulis dengan tepat dan terarah
2. Menambah atau mengurangi jumlah paragraf atau kalimat
secara terarah
·
Teknik outline:
1. Mengabstraksikan maksud keseluruhan paragraf atau tulisan
(membuat kerangka tulisan/menentukan ide pokok atau inti tulisan)
2. Banyak membaca referensi terkait
3. Menuliskan makna dalam bentuk:
frasa dan kalimat
4. Menulis kalimat secara utuh
·
Teknik outline (2):
1. Kerangka dapat ditulis/dirangkai/digambar dalam media
apapun seperti: kertas, papan tulis, Microsoft Word, dan
Microsoft Power Point.
3.
Bagian
tiga:
1) Bab
IV dan V
a. Bab
IV (lanjutan)
Pengembangan
bab IV (innovation paper) terdiri
dari bagan, tabel, dan grafik
b. Bab
V
5.1 Simpulan
Bentuk: kalimat yang meringkas gagasan
dalam kaitannya dengan penyelesaian masalah.
5.2 Saran
Bentuk: saran untuk pihak yang terkait.
Bab I dan Bab IV
= Bab V
2) Sitasi
apa
·
Umum digunakan:
a. Karya
dengan dua pengarang
b. Karya
tiga sampai lima pengaran
c. Enam
pengarang atau lebih
·
Daftar Pustaka
Gunakan tab “Reference” dalam Microsoft word
3) Abstrak
“Abstrak
adalah representasi singkat dan akurat dari isi dokumen” (ANSI, 1977)
·
Isi abstrak: konsep,
pernyataan masalah, metode, dan hasil (Nasution, 2017)
4) Pembuatan
paper yang baik
a. Sesuai
kriteria dasar: kreatif, inovatif, dan implementatif
b. Memiliki
kebaruan dan keunikan yang sulit ditiru dan dipikirkan orang lain
c. Sesuai
dengan peraturan penulisan standar ilmiah maupun spesifik dalam aturan
publikasi (kompetisi)
d. Sama
sekali tidak melakukan tindakan plagiasi (contoh: copy paste)
e. Mematuhi
rambu-rambu kebahasaan dan keilmiahan dengan baik dan benar
5) Judul
·
Menyusun judul:
Judul
dalam karya tulis ilmiah innovation paper
bersifat unik, menarik, dan padat makna.
B.
Pertanyaan
dan Jawaban
·
Termin
1:
1. Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.. nama saya Puspa. Ingin bertanya, mengenai semacam
ide... Bagaimana caranya agar ide yang dipunya itu tidak monoton? Seringkali
saat punya ide, ternyata sudah ada... dan sekarang kan serba teknologi nah
apakah jika ide yg berbau teknologi tersebut jika hanya rancangan tanpa ada
tindak lanjut scr nyata (semacam aplikasi yg benar2 dibuat) akan dimaklumi oleh
orang lain ? Terimakasih..
Jawaban:
Waalaikumsalam wr wb
Mbak Puspa,
Bagaimana caranya agar
ide yang dipunya itu tidak monoton?
Ada beberapa cara untuk
menambah variasi pada ide/gagasan agar tidak monoton:
a. Yang
paling mudah adalah dengan bertanya pada dosen pembimbing, nanti akan diberi
tahu kelemahan dari ide Kita dan diberi rekomendasi perbaikan (jadi kita harus
punya ide dulu, jangan tanpa ide langsung ke dosen pembimbing)
b. Yang
kedua bertanya kepada rekan sejawat, bisa ke Kakak Tingkat atau teman yang
sudah sering berkecimpung di kompetisi karya tulis ilmiah, mengapa demikian?
Karena berdasarkan pengalaman, mereka akan memberitahukan ide mana saja yang
sudah sering diangkat dalam kompetisi dan mana yang belum banyak diangkat, mana
yang variasinya belum ada dan mana yang sudah ada, kelebihannya ketika bertanya
kepada rekan sejawat yang berpengalaman adalah, mereka lebih update mengenai
ide/gagasan yang sedang tren dalam kompetisi sehingga dapat memberitahu letak
kemonotonan ide
c. Melakukan
variasi dengan metode trial and error, maksudnya cobalah merancang variasi pada
coret-coretan, dipikirkan apakah variasi pada ide cocok? Jika cocok maka dapat
dimasukkan
d. Sering
berdiskusi dalam berbagai forum, saya menyarankan forum tingkat
nasional/regional, kalau di KSEI itu wajib kalau mau update
e. Mengambil
variasi dari ide/gagasan orang lain, namun diubah dan disesuaikan dengan ide
kita
f. Membaca
dan mengamati permasalahan atau gagasan yang sama di dunia internasional/negara
lain sebagai inspirasi
g. Dan
yang terakhir, ini spiritual sekali, mengurangi maksiat baik maksiat lahir
maupun batin 😊, karena ilmu itu cahaya, agar cahaya itu masuk maka
pikiran dan jiwa kita harus bersih, ketika maksiat, pikiran dan jiwa kita kotor
sehingga menghambat masuknya cahaya, begitu pula ide, dengan kehendak Tuhan
ilmu dan ide akan masuk lebih mudah (poin g: referensi Ta’lim Mutaalim 😊)
Dan
sekarang kan serba teknologi nah apakah jika ide yg berbau teknologi tersebut
jika hanya rancangan tanpa ada tindak lanjut scr nyata (semacam aplikasi yg
benar2 dibuat) akan dimaklumi oleh orang lain? Bisa, mengapa? Karena hakikatnya
karya tulis ilmiah itu sendiri tidak mewajibkan implementasi langsung di masa
lalu dan tidak terdapat komponen penilaian yang memberatkan implementasi di
masa lalu. Kecuali kompetisi yang mewajibkan sebaliknya seperti PKM Dikti
Nasional. Justru, ketika suatu ide sudah diimplementasikan terlalu jauh/lama
akan mengurangi nilai kebaruannya. Kebaruan dalam suatu ide/gagasan adalah hal
yang sangat dihargai dalam suatu kompetisi. Nilainya pun juga tinggi. Jadi
jangan takut berkhayal/berimajinasi menciptakan ide, siapa tau ide kalian luar
biasa dan bermanfaat.
2. Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh, nama saya Cholifah Turizah, saya ingin bertanya,
buku referensi paling dasar ketika kita mau membuat KTI itu apa kak? Karena
saya sendiri merasa kesulitan utk menentukan referensi yg memang cocok dlm
membuat KTI. Apakah harus membaca semua jenis buku? Ato gimana, mohon
pencerahnnya kak. Terimakasih.
Jawaban:
Waalaikumsalam wr wb,
Mbak Cho.
buku referensi paling
dasar ketika kita mau membuat KTI itu apa kak?
Jika yang ditanyakan
KTI untuk lomba/LKTI maka sebenarnya yang dibutuhkan adalah:
a. Pengetahuan
tentang dasar-dasar keilmuan tema/topik/ide yang kita angkat. Contoh: mau buat
KTI tentang wakaf, maka yang dibaca buku tentang wakaf, dasar-dasarnya aja
dipahami sampai mentok, nggakperlu baca yang rumit, tapi harus paham sampai
ngelontok (bahasa indonesianya apa ya?), sampai benar-benar paham, setelah
paham nanti baru kita bisa berpikir sangat mendalam untuk menjadikan pemahaman
itu sebagai suatu alternatif solusi=gagasan. Dulu saya juga tanya gitu ke Mbak
Rahayu (KSEI 2017 & 2018), persis pertanyaannya, jawaban beliau, “buku
modul ekonomi Islam KSEI aja sudah cukup dek”
b. Pengetahuan
dasar tentang kepenulisan, kalau ini sepertinya lebih banyak didapat melalui
seminar tentang kepenulisan, mengapa? Karena KTI yang dilombakan lebih dekat
dengan seni sehingga sebenarnya tidak ada pedoman yang benar-benar baku
c. Sama
satu ini sebetulnya tambahan dari saya sendiri, itu buku Logika, mengapa?
Karena dengan ilmu logika kita diajari bagaimana berpikir secara sistematis dan
benar. Banyak kok buku Logika di perpustakaan, atau mau beli. Kalau anak
pesantren pasti sudah dapat ilmu ini, biasanya pake kitab matan Sullamul
Munawraq, kitabnya tipis, tapi kalau buku penjelas/syarahnya bisa beratus-ratus
halaman. Kalau kita konteksnya bukan anak pesantren, bisa juga buku Logika
banyak orang Indonesia yang menulis
Jika
yang ditanyakan KTI jenis reseearch paper/penelitian beneran, maka yang dibaca
adalah buku Metodologi Penelitian.
Apakah
harus membaca semua jenis buku?
Nggak,
saya ulangi lagi jawaban Mbak Rahayu, Dulu saya juga tanya gitu ke Mbak Rahayu
(KSEI 2017 & 2018), persis pertanyaannya, jawaban beliau, “buku modul
ekonomi Islam KSEI aja sudah cukup dek”
·
Termin
2:
1. Assalamualaikum
warahmatullah wabarakatuh. Nama saya Dinda Terima kasih mba suci kesempatannya.
Izin bertanya kak. Bagaimanakah cara membuat ide, gagasan, dan konsep suatu
karya bisa diterima secara umum kak? Karena menyambung tadi yang disampaikan,
kalau kti lebih ke seni daripada ilmu karena membuatnya dengan kreatifitas.
Padahal seni, kreatifitas, dan penilaian seseorang akan berbeda satu sama lain.
Sering kali kalau ada 1 ide, ada yang merasa bahwa ide ini ambigu, atau ide ini
bisa dipakai, sangat bermanfaat, ada juga yang menilai bahwa ide ini tidak bisa
diaplikasikan, bahkan ada yang menyatakan kalau ide ini bukan variasi yang unik
tetapi absurb. Atau apakah itu sebatas
pendapat pribadi saja? Terima kasih.
Jawaban:
Bagaimanakah cara
membuat ide, gagasan, dan konsep suatu karya bisa diterima secara umum kak.
Kita harus berpikir dan mempertimbangkan:
a. Ide
kita harus sesuai dengan konsep-konsep dasar topik keilmuan ide yang kita
angkat atau tidak melanggarnya secara radikal (di sinilah pentingnya membaca
buku dan topik secara mendalam agar tidak salah paham) Contoh: idenya membuat
sistem pembiayaan melalui wakaf, nah dalam idenya suatu aset wakaf mau dijual
secara sempurna hak miliknya, padahal dari segi konsep dasar hal ini tidak
diperbolehkan, maka ide ini harus diubah/diperbaiki
b. Ide
kita harus mematuhi metode berpikir yang benar/menggunakan alur berpikir yang
benar, di sini ilmu logika akan dipakai. Contoh: idenya mengganti mata uang
kertas dengan uang emas, tampaknya hal ini biasa saja, namun dari segi metode
berpikir hal ini bermasalah, karena mengganti mata uang kertas dengan uang emas
akan menimbulkan kerancuan karena keterbatasan emas sebagai mata uang, dan
belum terdapat bukti nyata mengenai efektifitas peralihan mata uang kertas
menuju emas.
c. Kriteria
suatu gagasan yang baik: kreatif, inovatif, dan implementatif, maka di sini
konsep implementatif wajib dipertimbangkan, maka ketika suatu gagasan
sulit/tidak dapat diimplementasikan maka gagasan tersebut gagal memenuhi aspek
implementatif dan kurang layak untuk ditulis, sehingga saat membuat rancangan,
keimplementatifan suatu ide harus benar-benar dipertimbangkan, tanyakan “bisa
diterapin nggaksih ini ide?”
Atau
apakah itu sebatas pendapat pribadi saja?)
Bisa
iya dan tidak, karena KTI yang dilombakan tidak sepenuhnya bersifat seni namun
juga keilmuan, ada batas-batas keilmuan yang wajib dipatuhi yang ditulis dari
proses berpikir yang artistik 😊,
Namun
jangan takut ketika ada yang mengatakan ide kita nggak bisa diterapkan, ingat
Thomas Alva Edison? Berapa kali beliau harus mencoba dan membuktikan idenya.
Kita harus tetap optimis dengan ide Kita seaneh apapun itu, karena barangkali
hari ini belum bisa diterapkan, namun di masa depan bisa diterapkan.
Apakah
kalian kira di zaman Walisongo orang akan membayangkan ada besi terbang yang
bisa mengangkut banyak orang atau barang? Pasti di zaman itu akan dianggap gila
orang yang mempunyai ide membuat besi terbang/pesawat itu. Namun hari ini,
apakah membuat besi terbang mustahil?
2. Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh. Nama saya Nasri. Izin bertanya kak. Bagaimana cara
kita untuk dapat meningkatkan minat kepenulisan kak? Terima kasih.
Jawaban:
Bagaimana cara kita
untuk dapat meningkatkan minat kepenulisan kak? Kalau pertanyaan ini lingkupnya
psikologi sebetulnya jadi saya nggakbisa menjawab karena mengenai motivasi,
mungkin bisa saya jawab dari pengalaman saja apa ya, jadi kita harus mencari
alasan kuat untuk menulis, beberapa alasan menulis:
a. Untuk
memperoleh gelar kejuaraan
b. Untuk
membuktikan diri
c. Untuk
mencari uang hasil menang lomba (lumayan loh, kalau juara 3 LKTI itu biasanya
paling nggak 750 ribu 1 tim, maksimal bahkan ada yang di angka 10 juta an kalau
juara 1, kalau esai nominalnya lebih rendah sih tp bisa juga lebih tinggi)
d. Untuk
dikenal banyak orang di kampus
e. Menjadi
mahasiswa berprestasi (karena untuk daftar, syaratnya ada minimal kejuaraan
yang pernah diraih)
Tapi saya nggak
menyarankan kalian dengan alasan di atas karena sangat berbahaya bagi jiwa
kita, mungkin alasan yang saya sarankan adalah bagaimana kita berkontribusi
untuk negara dengan memecahkan masalah-masalah di bidang ekonomi. Kita belajar
peduli dengan permasalahan yang ada. Sehingga ilmu kita bermanfaat, bisa
diaplikasikan. Diniati ibadah sosial. Kalau juara di mana-mana, tapi ilmu nya
nggak bermanfaat, buat apa? Kalau pengalaman saya dulu, saya cuma coba-coba,
ikut 1 kali, kalau memang cocok dengan saya, maka akan saya lanjutkan ke depannya,
ketika nggak cocok dengan saya, maka akan saya tinggalkan. Tapi pengalaman
pertama lomba itu luar biasa sekali. Banyak manfaatnya. Saya belajar banyak
hal. Jadi sampai sekarang masih lanjut.
C.
Motto
Pemateri
Kebahagiaan hanya dapat
diperoleh melalui kerja keras dan penderitaan
-Muhammad Maulana
Jalaluddin Rumi, Fihi Ma Fihi
Message for
Participants
Belajar yang serius,
mumpung masih muda, kalau sudah tua nanti repot (kesulitan mencari waktu untuk
belajar), tidak ada orang tua yang tidak repot
-KH. Ahmad Habibullah
Zaini, PP Hidayatul Mubtadiin Lirboyo Kediri Jawa Timur
Semua karya itu bagus,
yang tidak bagus itu yang tidak mau berkarya
-KH. Muhammad Ahmad
Sahal bin Mahfudz, PP Maslakul Huda Kajen Pati.
Komentar