Oleh:
Anggit Pragusto Sumarsono*
Aksi Damai Mengawal Fatwa Majelis Ulama
Indonesia (MUI) tanggal 4 November 2016 kemarin yang menurut Amin Rais adalah
Parlemen Jalanan terbesar dalam sejarah Indonesia telah membuka mata dunia
bahwa umat Islam di Indonesia ternyata masih punya Izzah terhadap agamanya. Aksi Damai yang terkenal dengan sebutan
Aksi Damai 411 dan dihadiri oleh jutaan umat muslim dari seluruh penjuru tanah
air itu telah membangunkan kita dari tidur panjang selama ini yang melelapkan
kita sehingga kita lupa bahwa kondisi umat islam di Indonesia sekarang ini
sangat memprihatinkan. Perlu diketahui bahwa tanpa kita sadari ternyata jumlah
prosentase umat Islam telah mengalami penurunan dari sebelumnya 95% menjadi
85%, sadarkah kita?
Dalam perekonomian lebih memprihatinkan lagi,
kita kalah jauh dalam masalah ini. Salah satu indikator yang bisa diukur adalah
dari Market Share Perbankan Syariah
sampai dengan sekarang baru sebesar 4,86%, sangat kecil sekali kan jika
dibandingkan dengan Bank Konvensional? Lalu, kemana selama ini umat islam
menyimpan uangnya?
Dalam perekonomian modern peranan Bank sangat
vital sebagai perantara antara pemilik modal dengan pelaku bisnis. Disini bisa
dibayangkan jika mayoritas umat islam menyimpan uangnya di Bank Konvensional
untuk memodali bisnis-bisnis nasabah bank Konvensional, apa yang terjadi dengan
perekonomian umat islam?
Salah satu peserta Aksi Damai 411 kemarin saat
berorasi mengatakan bahwa Umat Islam usianya lebih tua dari Negara. Panglima
TNI kita juga mengatakan bahwa "Umat Muslim Indonesia adalah Benteng
Terakhir NKRI". Itu semua sangat benar karena Umat Islam lah yang
memekikkan Takbir berjihad mengusir penjajah, -maaf kalau boleh saya katakan
umat islamlah yang paling berjasa memerdekaan Bangsa Indonesia- Jadi mohon maaf
sekali lagi, sudah selayaknya jika umat islamlah yang paling berhak menikmati
kue terbanyak atas kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Setiap perubahan butuh momentum, janganlah
terlambat mengambil momentum. Momentum paling dahsyat di Indonesia sekarang
pasca Aksi Damai 411 adalah momen di mana umat Islam kembali mencintai
Agamanya, momen dimana umat islam kembali mencingai Al-Qur'annya. Mungkin
inilah momentum kebangkitan yang dibukakan Allah kepada umat islam di
Indonesia, oleh karena itu jangan sia-siakan momentum ini, ayo kita maksimalkan
momentum ini untuk mengembalikan
kejayaan umat islam di negeri ini.
Masih ingat dalam pelajaran sejarah kita
bagaimana penjajah Belanda masuk ke Indonesia? Iya, Belanda masuk ke Indonesia
dengan menggunakan Verenigde Oostindische
Compagnie (VOC). VOC merupakan kelompok dagang dari Belanda yang tujuannya
adalah untuk menguasai perekonomian di negeri kita. Tujuan utama VOC adalah
mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal
ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di
kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang
non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut.
Dan sekarang hegemoni asing terhadap bangsa kita
masih sangat terasa. Coba tengok perusahaan-perusahaan besar di sekeliling
kita, atau produk-produk yang kita pakai sehari-hari, milik siapakah itu semua?
Asing!
Lalu dapat modal dari mana mereka hingga
akhirnya bisa mengembangkan bisnisnya sehingga begitu menggurita di negeri kita
ini? Dari kita modalnya, dari umat islam, dari penduduk islam terbesar di Dunia
yang mayoritas dananya disimpan di Bank Non Islam (Bank Konvensional).
Sebenarnya MUI melalui Keputusan Fatwa MUI No.1
Tahun 2004 telah menfatwakan bahwa Praktek pembungaan uang saat ini telah
memenuhi kriteria riba yang terjadi pada jaman Rasulullah SAW, Ya ini Riba Nasi’ah. Dengan demikian, praktek
pembungaan uang ini termasuk salah satu bentuk Riba, dan Riba Haram
Hukumnya. Praktek Penggunaan tersebut hukumnya adalah haram,baik di lakukan
oleh Bank, Asuransi,Pasar Modal, Pegadaian, Koperasi, Dan Lembaga Keuangan
lainnya maupun dilakukan oleh individu.
Jadi melalui mementum ini saya coba mengingatkan
kembali masyarakat Indonesia mengenai fatwa MUI diatas dan untuk juga kita
kawal bersama. Karena jika seluruh umat islam di Indonesia bisa memindahkan
dana dari Bank Konvensional ke Bank Syariah maka perputaran permodalan akan
berbalik ke umat islam. Sekarang market
Share Bank Syariah baru 4,8% berarti 95,2% dana ada di Bank Konvensional.
Kalau itu bisa dibalik, saya berkeyakinan perekonomian umat islam di Indonesia
akan bisa bangkit, karena umat islam akan punya modal yang cukup untuk
mengembangkan perekonomiannya.
Jadi seruan Jihad Ekonomi Jilid Pertama adalah, Pindahkan
Seluruh Dana Umat Islam Dari Bank Konvensional ke Bank Syariah Sekarang Juga!
Cirebon,
15 November 2016
=====
*Praktisi
Ekonomi Islam
Komentar