Langsung ke konten utama

Pelatihan Media se Komisariat Semarang







(PRESS RELEASE)
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Esya Fighter...
Telah berlangsung acara PELATIHAN MEDIA SOSIAL pada tanggal 2 Desember 2017 yang diadakan oleh KSEI Himmah FE Unissula dengan tema “Media Sosial sebagai Sarana Dakwah di Era Digital”, Dengan pembicara Millaturrofi’ah (Pengurus Fossei Regional Jateng 2016/2017). Peserta acara tersebut adalah perwakilan dari divisi media dari KSEI yang tercatat sebagai anggota Fossei Komisariat Semarang.
Pada acara tersebut dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama telah dipaparkan materi mengenai Kemediaan KSEI, dan sesi kedua yaitu diskusi mengenai masalah yang dihadapi oleh divisi/biro media masing-masing KSEI.
Materi yang disampaikan pada sesi pertama adalah sebagai berikut:
Tagline yang diusung oleh Fossei selama ini adalah “Merajut Ukhuwah melalui Dakwah yang bernuansa Ilmiah”. Keberadaan Media sendiri sangatlah penting dalam merealisasikan tagline tersebut, dimana Media berfungsi untuk menjembatani Dakwah KSEI kepada umat melalui media sosial. Didalam masing-masing KSEI yang berada di Komisariat Semarang nama dari divisi medianya sendiri terdapat perbedaan dalam penamaanya, ada KSEI yang menamai sebagai Divisi Media dan Jaringan, atau Divisi Public Relation, adapun Divisi Media dan Jurnalistik, dan lain-lain.
Keyword sebagai anak media adalah:
·         Menyampaikan/Membagikan
·         Peka, anak media harus peka terhadap situasi sekitar. Misalkan saat ini sedang berlangsung pemilu raya di kampus, sebagai anak media harus peka terhadap situasi tersebut dan memandang hal tersebut sebagi konten yang menarik untuk dipasarkan.
·         Suka Bertemu/Berbicara dengan Orang lain
·         Suka Menulis
·         Kreatif

Jobdesk yang harus ada dalam Divisi Media:
·         Divisi Riset
·         Divisi Design
·         Divisi Menulis
·         Divisi Video
·         Divisi Pengelola Akun
Berbicara mengenai Media KSEI satu hal yang tidak boleh dianggap remeh adalah mengenai Branding. Branding adalah Intagible Asset, satu-satunya aset yang harus dimiliki didunia maya adalah branding. Nah, bagaimana cara membuat branding terhadap media sosial ?. Dalam menetukan branding media sosial yang diutamakan adalah konten isi, timing,dan konsistensi.
Sesi kedua dalam acara ini adalah sesi diskusi masalah yang dihadapi masing-masing media KSEI. Mayoritas masalah yang dihadapi oleh Kemediaan Ksei adalah minimnya sumber daya designer, keisiqomahan dalam melaksanakan program kerja, minim respon untuk postingan KSEI, konten kurang up to date dan kreatif.
Dalam sesi ini antar staf media juga bertukar pikiran mengenai program kerja masing-masing. Manfaat dari sesi ini adalah dapat menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi dan inspirasi baru untuk program kerja kedepan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDEKATAN DALAM MENGEMBANGKAN AKUNTANSI SYARIAH

PENDEKATAN DALAM MENGEMBANGKAN AKUNTANSI SYARIAH Pendekatan Induktif Berbasis Akuntansi Kontemporer Pendekatan   ini   biasa   disingkat   dengan   pendekatan      induktif,      yang dipelopori   oleh   AAOIFI   (Accounting   and   Auditing   Organization   for   Islamic Financial Institution). Pendekatan ini menggunakan tujuan akuntansi keuangan Barat yang sesuai dengan organisasi bisnis Islam dan mengeluarkan bagian yang bertentangan dengan ketentuan syariah. Argumen yang mendukung pendekatan ini menyatakan bahwa pendekatan ini dapat diterapkan dan relevan dengan intitusi yang   memerlukannya.   Selain   itu,   pendekatan   ini   sesuai   dengan   prinsip   ibaha (boleh)   yang   menyatakan   bahwa   segala   sesuatu   yang   terkait   dalam   bidang muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada larangan yang menyatakannya. Adapun argumen yang menentang pendekatan ini menyatakan bahwa ini tidak bisa diterapkan pada masyarakat   yang kehidupannya wajib berlandaskan pada wahyu

HUBUNGAN PERADABAN ISLAM DENGAN BUKU PACIOLI

HUBUNGAN PERADABAN ISLAM DENGAN BUKU PACIOLI Sejak abad VIII, Bangsa Arab berlayar sepanjang pantai Arabi dan India, singgah di Italia dan menjual barang dagangan yang mewah yang tidak diproduksi oleh Eropa. Buku Pacioli di dasarkan pada tulisan Leonard of Piza, orang Eropa pertama yang menerjemahkan buku Algebra (pada saat itu ditulis dalam bahasa Arab), yang berisikan dasar-dasar mengenai bookkeeping. Bookkeeping sebenarnya telah dipraktekkan pertama kali oleh para pedagang dan berasal dari Mesir.   Pada   akhir   abad   XV,   Eropa   mengalami   standstill   dan   tidak   dapat ditemukan adanya kemajuan yang berarti dalam metode akuntansi.              Istilah    Zornal    (sekarang   journal)    telah    lebih    dahulu    digunakan    oleh kekhalifahan Islam dengan Istilah Jaridah untuk buku catatan keuangan. Double entry   yang   ditulis   oleh   Pacioli,   telah   lama   dipraktekkan   dalam   pemerintahan Islam. Dari runtutan penjelasan di atas, jelaslah bahwa akuntansi d

Riba dalam Perspektif non-Muslim

                 Meskipun istilah riba disebut di dalam Al-Qur’an, namun istilah tersebut tidak terdapat penjelasan secara detail dalam praktik Rasulullah SAW. Hal ini didasarkan atas dua alasan. Pertama, bahwa ayat yang berkaitan dengan riba diturunkan pada akhir kehidupan Rasulullah SAW sehingga tidak banyak contoh kasus orang-orang yang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang istilah tersebut. Kedua, riba merupakan istilah yang telah mapan dan terkenal pada saat pewahyuannya dan karena itu Rasulullah tidak merasa adanya kebutuhan akan penjelasan atau elaborasi lebih lanjut. Secara literal, riba merupakan istilah dalam bahasa Arab yang berarti kelebihan, tambahan. Kata kerja yang berkaitan dengan kata ini berarti; meningkatkan, melipatgandakan, melebihkan, mengambil lebih dari yang seharusnya, atau melakukan praktik peminjaman uang dengan tingkat bunga tinggi. Menurut Lane, istilah riba bermakna:             “meningkatkan, memperbesar, menambah, tambahan terlarang, menghasil